Rabu, 26 November 2008

THE POWER OF JAVA

Siapa sangka, saya yang dahulu bertanya Jika saya lulus nanti mau jadi apa? Sekarang menjadi seorang guru bahasa Jawa. sebuah cita-cita yang sama sekali tidak pernah saya pikirkan sedari kecil. Pun saat saya kuliah di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Univ Sebelas Maret jurusan Sastra Jawa, he........jurusan yang sama sekali jauh dari kata GENGSI.
Waktu itu yang ada di pikiran saya adalah yang penting saya kuliah di UNS. Walau itu bukan merupakan pilihan pertama saya saat UMPTN, tetapi pilihan kedua dan itupun hasil pilihan paklik saya. sejak SMA, ga sombong seh, saya terhitung aktif ikut organisasi sekolah, mulai OSIS, PRAMUKA,PKS,PECINTA ALAM bahkan sampai KARAWITAN. Tak tanggung-tanggung, saya pegang BONANG he........
Tapi itulah hidup, dari tiada menjadi ada. Sama seperti sebuah pertanyaan yang sampai sekarang menggelitik pikiran saya, ayam dulu atau telur dulu ? inginnya, saya juga kembali aktif berorganisasi, tapi saat saya daftar di organisasi kampus, banyak yang memandang sebelah mata tentang SASTRA JAWA. lama-lama, saya ga tahan juga, akhirnya saya pilih ga jadi ikut, dan pilih bergabung dengan organisasi intern anak-anak SASDA (sebutan khas anak-anak SASTRA JAWA). HMJ di tingakat jurusan dan SMPR dan majalah kampus tingkat fakultas yang membuat saya merasa enjoy tuk bergabung di dalamnya.
Namanya juga manusia biasa, saya merasa bosan juga dengan kegiatan yang itu-itu saja. kemudian saya melirik dunia kerja. Dari sales sampai reporter amatir sudah saya cicipi enaknya pegang uang, tapi jujur yang membuat saya merasa kaya adalah saat saya bergabung dengan ceres group.(nama-nama personilnya bahkan saya abadikan dalam persembahan di skripsi saya).
Dunia remaja beranjak dewasa akhirnya saya lalui juga. Tapi, pilihan hidup akhirnya mengharuskan saya melepas predikat sebagi seorang Sales Taking Order. Akhirnya, sesuai dengan saran bapak saya (terima kasih pak, karena engkau saya jadi begini) saya memutuskan untuk berhenti dan melanjutkan studi ambil program akta IV dan alhamdulillah karena pertolonganNya saya dapat merasakan menjadi seorang Guru Tidak Tetap.
Sesuai dengan basic ilmu yang saya pelajari, saya tentu saja juga mengajar mata pelajaran bahasa Jawa di tingkat SMA. Ada pengalaman lucu yang mungkin entah sampai kapan saya inget terus. Namanya ja ga tau apa itu GTT, saya salah menghitung gaji yang saya terima. Perkiraan dan kenyataan yang saya dapat jauh berbeda. Bahkan hampir 500% kesalahannya, hua.....ha........
Saya nangis.........aduh segini thok ta gajiku?Belum lagi ada beberapa oknum yang terus terang memandang seorang GTT itu sebelah mata karena dia seorang PNS (kelak saya berjanji, jika saya menjadi PNS ga akan begitu deh he....). Lebih nangis lagi, pengalaman pertama ngajar anak SMA, di mana saya ngajar anak kelas 1, eh anak-anak kelas 3 pada nonton karena dianggap tontonan dan nggodain (awas klo ketemu kalian anak-anakku, tak jewer kupingmu tenan).
Alloh adalah maha Perencana Yang Sempurna. Lama-kelamaan saya dapat juga menikmati pekerjaan saya. Ternyata banyak juga teman-teman senasib sepenanggungan yang tergabung dalam wadah MGMP bahasa Jawa yang bernasib sama(alhamdulillah sekarang saya mengajar di 2 tempat, satunya SMK di MGPD saya jadi sekretaris 1). Dan terimakasih juga teman-teman dalam Forum Komunikasi Guru Bahasa Jawa Se-Jawa Tengah yang selalu menyuport dalam segala hal. Banyak sekalil yang saya dapat setelah saya semakin nyebur di dunia saya. Dan akhirnya saya menemukan kenikmatan dunia yang lain dalam dunia saya, mungkin ini yang saya namakan THE POWER OF JAVA.

2 komentar:

ema_inori mengatakan...

saya kagum dengan bu Atiek sebagai guru bahasa jawa. selain metode beljar yang menyenangkan, ibu juga baik dan tidak sombong...
hehehehe
bibar idul fitri ketemuan yuk bu..., kangen neeeee
hihihi
btw komentar ke blog saya ya bu...
untuk tugas kkpi...
blog saya emahapsari.blogspot.com
terimakasih sebelumnya...


IRMA NOOR HAPSARI
3MULTIMEDIA A

ema_inori mengatakan...

banggalah menjadi guru bahasa jawa....